Jumat, 19 Oktober 2012

TEORI DASAR PENGUKURAN TANAH ( LAND SURVEYING )


PENDAHULUAN

A. Pengukuran tanah dibedakan menjadi :
  1. Pengukuran pada bidang datar, bidang yang dianggap datar adalah bidang yang mempunyai jarak terjauh 55 km (Sutomo Wongsocitro, Ilmu Ukur Tanah )
  2. Pengukuran geodesy, pengukuran yang memperhatikan lengkung permukaan bumi, karena kita tahu bahwa bumi itu berbentuk ellipsoid. Untuk perhitungan pengukuran pada bidang lengkung ini tidak semudah perhitungan pada bidang datar. Pengukuran ini mengunakan system kordinat dan proyeksi peta tertentu.

B. Aplikasi bidang pengukuran
  1. Pengukuran Kadastral : BPN, PBB, Tata Kota ( DPPT DKI ).
  2. Pengukuran untuk pembangunan Basic Data Sistem Informasi Geografi ( S.I.G )
  3. Pembuatan peta rupa bumi : Bakosurtanal, Ditop AD, BPPT , dll.
  4. Rekayasa dan engineering, meliputi: perencanaan suatu kawasan, pembangunan jalan dan jembatan, pembangunan gedung –gedung, pembangunan pabrik – pabrik petro kimia, kilang minyak atau secara umum untuk semua bidang konstruksi
  5. Pengukuran Untuk Explorasi dan Exploitasi Pertambangan.
  6. Pengukuran dasar sungai, danau, laut dan perairan lain yang juga disebut pengukuran Sounding atau Bathymetri, yang digunakan untuk pembuatan pelabuhan laut, alur pelayaran kapal, pembangunan Rige Anjungan minyak lepas, pantaidan jalur pipa gas/minyak bawah laut.
  7. Dan aplikasi pada bidang lain sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan pengguna data survey dan pemetaan.


C. Klasifikasi Jabatan juru ukur tanah yang berlaku di instansi swasta.:
  1. Pembantu juru ukur atau labour, orang yang membantu dalam suatu team pengukuran yang mempunyai atau tidak sama sekali pengetahuan tentang pengukuran misalnya tenaga local ( harian lepas ) yang direkrut dilokasi proyek.
  2. Petugas pemegang rambu ukur, meteran atau target yang disebut juga Chainman; orang yang membantu pengukuran yang mengetahui teory tentang pengukuran, mereka minimal tahu posisi atau detil – detil yang perlu diukur.
  3. Ast. Surveyor, orang yang mempunyai keahlian sebagai juru ukur yang bertugas mengambil data/ layout data dilapangan dan mampu mengunakan alat-alat ukur tanah, missal theodolit, Total station, Waterpas.
  4. Junior Surveyor, Orang yang sudah mampu untuk melaksanakan segala jenis pengukuran dan mampu menggunakan semua alat ukur, mengolah dan menampilkan data ukur dalam bentuk grafik ( gambar ) serta menguasi minimal salah satu program penggambaran ( CAD ). Surveyor juga harus dapat mengarahkan dan membimbing Ast. Surveyor.
  5. Surveyor, kemampuan teknis dan pengalamannya lebih daripada Junior Surveyor
  6. Senior Surveyor, kemampuan teknis dan pengalamannya lebih daripada Surveyor juga harus dapat
  • a)Merencanakan dan mengatur suatu pekerjaan pengukuran,
  • b)Menerapkan metode pengukuran yang efektif dan menerapkan spesifikasi standar pengukuran ( Ketelitian ) sesuai jenis pekerjaan dan lokasi pekerjaan yang dihadapi.
  • c)Mampu mengatasi masalah teknis jika terjadi masalah dalam pengukuran.
  • d)Mampu mengatur masalah teknis dan non teknis dilapangan
  • e)Dapat membuat format-format laporan dan mengontrol kualitas pekerjaan surveyor.
  • f)Mampu membuat laporan akhir suatu pekerjaan pengukuran.

D. Pengetahuan alat Ukur Tanah ( Instrument Surveying )

Alat ukur Jenis theodolit manual dan Total Station
 Jenis Theodolit Merek Pabrik pembuat
  • T0 Wild Wild Swizerland Manual
  • T0. Fnr Wild Wild Swizerland Manual
  • T1 Wild Wild Swizerland Manual
  • T2 Wild Wild Swizerland Manual
  • T3 Wild Wild Swizerland Manual
  • T16 Wild Wild Swizerland Manual
  • RDS Wild Wild Swizerland Manual
  • RDH Wild Wild Swizerland Manual
  • T100 Leica Leica geosystem Digital
  • TC 600 Leica Leica geosystem Total station
  • TC 800 Leica Leica geosystem Total station
  • TC 1100 Leica Leica geosystem Total station
  • TC 1100 Leica Leica geosystem Total station
  • TC 1700 Leica Leica geosystem Total station
  • TPS 300 Leica Leica geosystem Total station
  • TPS 700 Leica Leica geosystem Total station
  • TPS 1100 Leica Leica geosystem Total station
  • TPS 1200 Leica Leica geosystem Dapat digabung dengan GPS
  • GTS 210 Topcon Topcon, Japan Total station
  • GTS 212 D Topcon Topcon, Japan Total station
  • SET IIB Sokkia Sokkia, Japan Total station
  • SET 4B Sokkia Sokkia Total station
  • SET 3C Sokkia Sokkia Total station
  • SET 500 Sokkia Sokkia Total station
  • SET 600 Sokkia Sokkia Total station
  • SET 300 Sokkia Sokkia Total station
  • SET 310 Sokkia Sokkia, Japan Total station

Jenis-jenis GPS
 GPS Merek Pabrik pembuat Type
  • Garmin38 Garmin Navigasi
  • Garmin 12cx Garmin Navigasi
  • Eagle Explorer Trimble Navigasi
  • Magellan GPS Tracker Magellan Navigasi
  • 4000 SSE Trimble Geodetic
  • 4000 SSi Trimble Geodetic
  • Sytem 300 Leica Geodetic
  • System 500 Leica Geodetic

E. Pengetahuan Software Pengolah data dan Penggambaran

 Jenis Software Merek Pabrik pembuat Keterangan
  • Prolink Sokkia Sokkia Untuk Download data TS
  • Coms Sokkia Sokkia Untuk Download data TS
  • Leica Office Leica Leica Untuk Download data TS Merk Leica
  • LGO Leica Leica Untuk Download data TS dan GPS Merk Leica
  • SKI Leica Leica Untuk Download data GPS Merk Leica
  • Bernesse Untuk Download data GPS dan pengolahan data GPS
  • Dipop Untuk Download data GPS dan pengolahan data GPS
  • Gamit Untuk Download data GPS dan pengolahan data GPS
  • Autocad / LDD Autocad Autodesk Untuk Semua jenis penggambaran ( Sofware yang paling luas Penggunaanya)
  • SDR Map Sokkia Sokkia Untuk Download data TS ,Pengolah data dan penggambaran Semua pekerjaan pengukuran
  • 12D Sokkia Sokkia Untuk Download data TS ,Pengolah data dan penggambaran Semua pekerjaan pengukuran
  • Geocom Geocom Untuk Download data TS ,Pengolah data dan penggambaran Semua pekerjaan pengukuran
  • Surpac Pengolah data pekerjaan pengukuran dan Pengolahan data Geologi ( Geologi Modeling
  • Terramodel Terramodel Spectra Untuk Download data TS ,Pengolah data dan penggambaran Semua pekerjaan pengukuran
  • Surfer ,Pengolah data dan penggambaran Semua pekerjaan pengukuran
  • Micromine Pengolah data dan penggambaran Semua pekerjaan pengukuran ( Pertambangan )
  • Minescape Mincom Pengolah data pekerjaan pengukuran dan Pengolahan data Geologi ( Geologi Modeling )
  • Vulvcan Pengolah data pekerjaan pengukuran dan Pengolahan data Geologi ( Geologi Modeling
  • Mapinfo Esri Pengolah data pekerjaan pengukuran dan Sotfware Sisti informasi Geografis
  • Arc Info Esri Pengolah data pekerjaan pengukuran dan Sotfware Sisti informasi Geografis
  • Ermapper Pengolah data Citra Satelit dan Software Sisti informasi Geografis
  • Dan lain – lain


F. Matematika dasar untuk Pengukuran

1. Phytagoras
  • c2= a2 +b2 sin 2+ cos 2 = 1
  • sin = c/a cosec = 1/sin
  • cos = c/b sec = 1/cos
  • Tan = a/b cot = 1/tan

2. TEORI PENGUKURAN TERESTRIS ( PLAN SURVEYING )

a. Metode pengukuran

Metode Trilaterasi : Kata ini berarti pengukuran tiga sisi
 Bila prinsip Trilaterasi diterapkan pada gambar diatas maka yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
Ukur panjang AB, BC, BA ; untuk penggambaran posisi tiang listrik ( B ) kita menggunakan jangka ( bisa juga dengan program autocad ) sesuai skala yang dipakai, perpotongan dari lingkaran yang terbentuk dari putaran di A dan di B itulah posisi titik B.
Jadi pengukuran Trilaterasi hanya mengukur ( mengunakan ) data jarak linear saja.

Metode Triangulasi : metode ini juga disebut pengikatan kemuka.
 Untuk menentukan posisi titik B dengan cara triangulasi yang berada disebrang sungai maka; Garis Basis AB diukur jaraknya, alat ukur sudut ( teodolit ) didirikan di titik A backsight ke titik C dengan bacaan 00°00’00” lalu arah kan ketitik B baca sudut, ini adalah sudut a.( bisa juga backsight ke B, lalu arahkan ke C,tapi yang didapat sudut luar ).setelah itu pindahkan alat ke titik B, backsight ke titik A lalu bidik titik C, baca sudut yang didapat , maka ini adalah sudut b.

Metode Polar : Metode ini juga disebut metode polygon
 Cara ini mengukur dua garis dan sudut yang mengapitnya.
Di lapangan AB,AC dan sudut CAB diukur.
Cara pengukuran diatas merupakan cara konvensional yang sering digunakan, untuk saat ini banyak cara-cara yang lebih modern digunakan seiring dengan kemajuan Ilmu Geodesi ( ditemukan alat-alat ukur yang canggih misal menggunakan Receiver GPS ) dan Ilmu computer (program pengolah data dan penggambaran ).







PEGUKURAN TOPOGRAFI

1. Pengukuran Poligon

a. Perencanaan Personil dan peralatan
 Jumlah personil untuk pengukuran poligon disesuaikan dengan kondisi medan yang aka dipetakan. Untuk medan yang berat misal hutan atau semak belukar, diperlukan jumlah personil 7 orang, dengan posisi sbb :
• Satu orang surveyor berada di posisi alat ukur dibantu Ast.Surveyor
• Satu orang pembantu untuk posisi belakang / backsight
• Dua orang pembantu ditengah untuk merintis jalur
• Satu orang pembantu untuk membawa perbekalan dan antar perlengkapan ke depan
• Satu orang didepan untuk menyentring / pasang target dipatok depan.


 Personil untuk medan yang ringan, misal diperkotaan cukup dengan 4 atau maksimal 5 personil, dengan posisi sbb:
• Satu orang surveyor berada di posisi alat ukur dibantu Ast.Surveyor
• Satu orang pembantu untuk posisi belakang / backsight
• Satu orang pembantu untuk membawa perbekalan dan antar perlengkapan ke depan
• Satu orang didepan untuk menyentring / pasang target dipatok depan.

 Untuk peralatan pengukuran polygon misalnya menggunakan Total Station:
NAMA ALAT JUMLAH KETERANGAN
  • Total Station 1 unit Kondisi baik
  • Tripod 3 unit
  • Reflektor 2 unit
  • Stick 1 unit
  • Alat Tulis
  • Meteran kecil 2 buah
  • Form data poligon secukupnya
  • Radio HT 3 buah
  • Daftar Kordinat BM Jika ada
  • Payung 1 buah
  • Peta/gambar lokasi Jika ada


b. Setting peralatan survey

 Sebelum alat ukur siap digunakan terlebih dahulu semua peralatan survey dicek kondisinya , apa masih laik pakai atau tidak ada kerusakan dialat tersebut, jangan sampai sudah dilapangan baru diketahui alat tidak dapat digunakan.
Yang perlu dicek adalah:
Bacaan sudut Hz, apakah bacaan sudutnya masih masuk toreransi, misal alat diarahkan ketarget yang agak jauh dan sudut diset 00º00’00” lalu teropong dibalik pada keadaan pembacaan luar biasa, misal terbaca 180º00’05” bacaan ini masih masuk toleransi jika memang alat mempunyai ketelitian ±5”.
Konstanta Prisma, apakah sudah sesuai dengan spesifikasinya,misal PC -30 untuk TS Sokkia, PC 0 untuk TS merek leica. Cek jarak tembakan TS dengan meteran Baja apakah selisihnya jauh?
Cek kondisi Tripod, apakah tidak ada clam yang kendor atau lepas.

c. Perencanaan jalur polygon

 Setelah kita dilapangan maka kita harus orientasi medan untuk lintasan jalur polygon, kita pilih jalur yang paling bagus misalnya Mengikuti jalur jalan yang sudah ada atau kalau tidaka ada jaln kita pilih jalur yang tidak terlalu banyak rintangan.


d. Pengukuran Jalur polygon

 Pengukuran polygon minimal kita menggunakan pengukuran satu serie sehingga data yang didapat adalah 2 sudut dan 4 jarak.

(post: et3rn.blogspot.com

Land Surveying and Mapping: Pengukuran dan Pemetaan Tanah


Titik-titik dasar teknik diperlukan sebagai kerangka dasar referensi nasional. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa titik-titik ini diperlukan untuk pemetaan bidang tanah secara nasional, di mana letak, ukuran, luas dan dimensi lain dari suatu bidang tanah dapat diketahui dan direkonstruksi secara tepat dan akurat.
>>> Tingkatan titik dasar teknik dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu: titik dasar orde 0, orde 1, orde 2, orde 3, dan orde 4. Titik dasar orde 0 dan 1 dilaksanakan dan dibangun oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL). Titik dasar orde 2 dan 3 dilaksanakan oleh BPN Pusat, sedangkan titik dasar orde 3 dapat dilaksanakan oleh Kantor Wilayah BPN Propinsi, dan titik dasar orde 4 umumnya dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
Pengukuran titik dasar teknik orde 2, 3, dan 4 dilaksanakan dengan menggunakan metoda pengamatan satelit atau metoda lainnya. Metoda yang dimaksud adalah penentuan posisi dengan Global Positioning System (GPS). Sedangkan penetapan titik dasar teknik orde 4 umumnya dilaksanakan melalui pengukuran terestris dengan cara perapatan dari titik-titik dasar orde 3.
>>> GPS adalah sistem penentuan posisi dan radio navigasi berbasis satelit yang dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus (simultan) dan dalam segala keadaan cuaca, memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi secara teliti, dan juga informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia. Dengan penghapusan Selective Availability (SA) pada sistem GPS oleh Amerika Serikat, maka ketelitian posisi absolut secara real time yang tinggi dapat meningkat secara signifikan.

>>> Sistem koordinat nasional menggunakan koordinat proyeksi Transverse Mercator Nasional dengan lebar zone 3 derajat atau kemudian disebut TM-3 derajat. Sedangkan model matematik bumi sebagai bidang referensi adalah spheroid pada datum WGS-1984 (Sistem Koordinat Kartesian Terikat Bumi). Pusatnya berimpit dengan pusat massa bumi, sumbu Z-nya berimpit dengan sumbu putar bumi yang melalui CTP (Conventional Terrestrial Pole), sumbu X-nya terletak pada bidang meridian nol (Greenwich), dan sumbu Y-nya tegak lurus sumbu-sumbu X dan Z dan membentuk sistem tangan kanan.
(Sumber: PMNA/KaBPN No.3 Tahun 1997 dan DR. Hasanuddin Z. Abidin: Penentuan Posisi Dengan GPS dan Aplikasinya; Penghapusan SA pada Sistem GPS dan Dampaknya Bagi Survei dan Pemetaan).
fotri.jpgPengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah
>>> Melalui pengikatan kepada titik-titik dasar orde 4, maka dilaksanakan pengukuran tanah bidang per bidang. Bidang-bidang tanah hasil pengukuran kemudian dipetakan dalam Peta Dasar Pendaftaran. Peta ini berskala 1:1000 atau lebih besar untuk daerah perkotaan, 1:2500 atau lebih besar untuk daerah pertanian, dan 1:10000 atau lebih kecil untuk daerah perkebunan besar. Peta ini harus mempunyai ketelitian planimetris lebih besar atau sama dengan 0,3 mm pada skala peta.

>>> Sebelum suatu bidang tanah diukur, wajib dipasang dan ditetapkan tanda-tanda batasnya, setelah mendapat persetujuan dari pemilik tanah yang berbatasan langsung. Apabila sampai dilakukannya penetapan batas dan pengukuran bidang tanah tidak tercapai kesepakatan mengenai batas-batasnya (terjadi sengketa batas), maka ditetapkan batas sementara yang menurut kenyataannya merupakan batas bidang-bidang tanah yang bersangkutan. Kepada yang bersengketa diberitahukan agar menyelesaikannya melalui Pengadilan.

>>> Pengukuran bidang tanah dapat dilakukan secara terestrial, fotogrametrik, atau metoda lainnya. Pengukuran terestris adalah pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolite berikut perlengkapannya seperti: pita ukur, baak ukur, electronic distance measurement (EDM), GPS receiver, dan lain sebagainya.
teodolit.jpg>>> Adapun pemetaan secara fotogrametrik adalah pemetaan melalui foto udara (periksa foto simulasi di atas). Hasil pemetaan secara fotogrametrik berupa peta foto tidak dapat langsung dijadikan dasar atau lampiran penerbitan Sertipikat Hak atas Tanah. Pemetaan secara fotogrametrik tidak dapat lepas dari referensi pengukuran secara terestris, mulai dari penetapan ground controls (titik dasar kontrol) hingga kepada pengukuran batas tanah. Batas-batas tanah yang diidentifikasi pada peta foto harus diukur di lapangan.